Bismillah
Sabtu, 25 Juni 2016
makalah usaha menciptakan generasi muda yang tangguh
USAHA MENCIPTAKAN GENERASI MUDA YANG TANGGUH”
Karya Tulis Ini Disusun Untuk Memenuhi
Tugas Ulangan Tengah Semester
Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu
Dra.Hj.Siti Annijat Maimunah,M.Pd
Disusun Oleh:
Nama : Erlina
NIM : 15110079
Kelas : PAI- B
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK
IBRAHIM MALANG
2015
KATA PENGANTAR
Assalamu’alikum.Wr.Wb
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan karya tulis ini dengan baik yang ber judul ” “USAHA MENCIPTAKAN GENERASI MUDA YANG TANGGUH””.Karya tulis ini disusun dalam rangka untuk memenuhi tugas semester pertama mata kuliah Pancasila program studi Pendidikan Bahasa Inggris.
Dalam penyusunan karya tulis ini penulis banyak mengalami kesulitan.Namun berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak akhirnya penulis mampu menyelesaikannya dengan tepat waktu.Oleh karena itu sudah sepantasnya penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr, H. Mudjia Rahardjo,M.Si selaku rektor UIN Malang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk memanfaatkan fasilitas yang ada.
2. Orang tua tercinta yang senantiasa mendukung ,mendoakan,dan memberikan bantuan baik moril maupun materiil.
3. Seluruh teman –teman tercinta yang telah banyak membantu penulis.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya karya tulis ini. Penulis berharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Wassalamu’alaikum,Wr.Wb.
Malang, 10 Oktober 2015
penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
1.2.Rumusan Masalah
1.3.Tujuan Penulisan
1.4.Metode Pengumpulan Data
1.5.Sistematika Penulisan
BAB II : PEMBAHASAN
2.1.Pemuda Memiliki Pengaruh Besar Terhadap Bangsa
2.2. Pengertian Pemuda yang Tangguh
2.3. Faktor yang Mempengaruhi Kondisi Pemuda
2.4. Upaya Berbagai Pihak Untuk Menciptakan Generasi Muda yang Tangguh
2.4.1. Upaya yang Dilakukan di Lingkungan Keluarga
2.4.2. Upaya yang Dilakukan di Lembaga Pendidikan
2.4.3. Upaya yang Dilakukan di Lingkungan Masyarakat
BAB III : PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
“USAHA MENCIPTAKAN GENERASI MUDA YANG TANGGUH”
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Keadaan dan aktivitas pemuda banyak berpengaruh terhadap keadaan lingkungan, alam, dan sistem kemasyarakatan. Dengan kata lain, keadaan lingkungan, alam, dan sistem kemasyarakatan bisa tergantung pada keadaan dan aktivitas para pemudanya. Oleh karena itu, pemuda memegang peran dan tanggungjawab yang sangat besar dalam kehidupan ini. Pemuda merupakan bagian dari masyarakat yang produktif, oleh sebab itu mereka dijadikan pemeran penting dalam mengurus dan menjalankan kelangsungan kehidupan di dalam masyarakat disaat mereka yang sudah tua dan yang masih anak-anak memiliki kemampuan yang terbatas dalam mengurus komponen kelangsungan kehidupan masyarakat.
Dalam hal di atas berarti pemuda dituntut untuk memiliki kemampuan dan keterampilan. Selain itu, pemuda juga harus memiliki moral dan kelakuan yang baik serta memiliki kesadaran dan rasa tanggungjawab yang tinggi untuk mengelola komponen-komponen kelangsungan kehidupan dalam masyarakat.
1.2.Rumusan masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan pemuda yang tangguh?
2. Bagaimana gambaran pemuda dari masa ke masa?
3. Apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan pada kondisi pemuda masa sekarang?
4. Apa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah pemuda dan membentuk generasi muda yang tangguh?
1.3.Tujuan Penulisan
1. Menambah wawasan tentang keadaan pemuda di setiap masa, termasuk pada masa sekarang.
2. Menambah wawasan tentang bagaimana upaya untuk membentuk pemuda yang tangguh.
3. Meningkatkan kesadaran kita bahwa pemuda memiliki peran dan tanggungjawab besar terhadap lingkungan.
4. Meningkatkan kesadaran para pemuda untuk mengelola lingkungan dengan baik dan memiliki kemampuan, keterampilan, serta moral yang baik.
1.1.Metode Pengumpulan Data
Metode dalam pengumpulan data dalam karya tulis ini melalui Studi pustaka
1.2.Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
1.2.Rumusan Masalah
1.3.Tujuan Penulisan
1.4.Metode Pengumpulan Data
1.5.Sistematika Penulisan
BAB II : PEMBAHASAN
2.1.Pemuda Memiliki Pengaruh Besar Terhadap Bangsa
2.2. Pengertian Pemuda yang Tangguh
2.3. Faktor yang Mempengaruhi Kondisi Pemuda
2.4. Upaya Berbagai Pihak Untuk Menciptakan Generasi Muda yang Tangguh
2.4.1. Upaya yang Dilakukan di Lingkungan Keluarga
2.4.2. Upaya yang Dilakukan di Lembaga Pendidikan
2.4.3. Upaya yang Dilakukan di Lingkungan Masyarakat
BAB III : PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pemuda Memiliki Pengaruh Besar Terhadap Bangsa
Sejarah suatu bangsa selalu dimulai dengan cerita dengan sebuah judul yang bercerita tentang peran besar para pemuda. Tak peduli apa itu sebuah revolusi atau sebuah reformasi, maka pemuda selalu menjadi aktor sejarah yang senantiasa hadir ketika suatu bangsa membutuhkan suatu ide besar dalam perjuangannya. Ide besar yang muncul dari sebuah inspirasi murni yang keluar dari akal dan nurani bersih yang di miliki oleh pemuda. Inspirasi besar yang memunculkan ide-ide besar dan pada akhirnya menghasilkan kinerja-kinerja besar untuk mengubah arah haluan sejarah suatu bangsa. Mereka tidak hanya memulai perubahan, tapi juga mengisi perubahan itu dan menuntaskannya. Maka dari itu, sepertinya wajar jika di katakan bahwa takdir sejarah senantiasa hinggap di tangan para pemuda.
Ikrar Sumpah Pemuda telah dikumandangkan sejak tanggal 28 Oktober 1928. Sudah banyak kontribusi pemuda dalam membangun bangsa ini mulai dari bidang hukum, sosial, dan bidang lainnya. “Pemuda adalah tulang punggung negara”, kata-kata inilah yang biasanya sering kita dengar dalam pidato-pidato dalam rangka merayakan hari sumpah pemuda, oleh karena itu masa depan negeri ini sangat tergantung padanya. Jika ia tumbuh dan bekembang dengan baik maka bangsa ini pun kelak menjadi bangsa yang maju peradabannya, dan sebaliknya jika ia tidak mampu berkembang maka habislah peradaban negeri ini. Di berbagai media massa baik itu elektronik maupun cetak banyak program yang sengaja dibuat dengan mengambil daya tarik kaula muda. Sosok pemuda merupakan ikon yang memiliki nilai komersial tinggi dikarenakan senantiasa energik, lincah dan kreatif serta sedang berada dalam fase fisik kesempurnaannya. Pemuda selalu memiliki kekhasan dalam karakternya yang bersifat dinamis, mudah belajar dan beradaptasi dengan lingkungannya. Sosok-sosok pemuda yang sering dimunculkan pada media khususnya televisi adalah figur-figur yang mudah bergaul, modis, glamour, dan memilki pesona wajah yang indah untuk dilihat. Kehidupannya pun lurus dan lancar saja tanpa ada kendala apalagi halang rintang. Hari-harinya dipenuhi dengan senang-senang dan bercanda dengan sesamanya. Seolah-olah apa yang dimunculkan kepada mayarakat luas adalah mencerminkan kehidupan riil dari kaula muda di Indonesia.
Jika kita mengigat masa lalu dalam sejarah kebangkitan Indonesia menuju negara yang merdeka dari penjajahan, dapat kita saksikan tokoh-tokoh pemuda mampu melakukan sebuah perjuangan yang luar biasa. Tokoh-tokoh pemuda pada waktu itu mampu menyatukan diri dengan pemuda-pemuda di daerah lainnya dalam Sumpah Pemuda sebagai upaya mempersatukan bangsa ini. Meskipun mereka dipisahkan oleh suku, agama, dan bahasa, tetapi itu bukanlah penghalang. Dapat kita saksikan pula bagaimana seorang Soekarno mampu menjadi proklamator sekaligus pemimpin di negeri ini ketika beliau masih berusia muda. Kita tentu ingat perkataan beliau, “Berikan padaku lima orang pemuda, niscaya aku akan mengubah dunia”. Disinilah letak keyakinan bahwa pemuda memiliki potensi yang luar biasa untuk menjadi pilar-pilar pembangunan sebuah negara. Jika para generasi muda itu dipersiapkan dengan pembinaan yang membuatnya tumbuh besar maka ia kelak akan menjadi insan-insan pengukir prestasi dalam sejarah peradaban negeri ini, sebaliknya jika ia diperlakukan biasa saja bahkan dibuat tidak pernah berpikir mandiri maka ia hanya akan membebani bangsa ini.
2.2. Pengertian Pemuda yang Tangguh
Pemuda tangguh dapat diartikan pemuda yang bisa menggunakan masa mudanya untuk hal-hal yang bermanfaat; melaksanakan perintah agama dan dapat menjauhi larangan agama; dapat mempersiapkan dirinya hidup mandiri untuk kelangsungan kehidupan di masa yang akan datang; mampu menjaga nama baik diri sendiri, keluarga, dan masyarakat pada umumnya; dalam kehidupan sehari-hari selalu mempertimbangkan asas manfaat dan madharat (efek nagatif); dan tidak mementingkan diri sendiri.
Sekiranya ada empat kriteria sosok pemuda yang menjadi harapan sehingga dapat membawa bangsa menjadi lebih baik dan menjadi pemuda harapan yang dapat memimpin bangsa ini yaitu, pertama, ia harus berjiwa spiritualis. Maksudnya, setiap tingkah lakunya di jalankan dengan penuh kehati-hatian dan ketaqwaan kepada sang pencipta. Ia tidak berani menyia-nyiakan masa mudanya dengan aktivitas keduniawian yang melalaikan. Ia menyadari dirinya telah dianugerahi akal yang luar biasa untuk berpikir sehingga selalu memberdayakan akal itu menjadi sebuah kreatifitas yang berwujud karya dan prestasi. Rasa syukur atas nikmat Tuhan itu yang selalu mengiringi langkahnya. Sikap spiritualis merupakan pondasi dasar dari kepribadian manusia. Pemuda-pemuda Indonesia haruslah memiliki pondasi dasar itu, yaitu berupa kepribadian yang taqwa, santun dan bersahabat.
Yang kedua, seorang pemuda haruslah memiliki kapasitas intelektualitas yang tinggi yang mampu memiliki daya saing dengan pemuda lainnya terlebih dengan bangsa lain. Hari-harinya dipenuhi dengan aktifitas mencari ilmu, ia tidak pernah terpuaskan dengan apa yang diperolehnya hari ini. Bahkan ia merasa dirinya masih sangat kekurangan ilmu, sehingga ia selalu mencari jalan bagaimana agar dirinya memperoleh pengetahuan baru tiap harinya. Oleh karena itu perbaikan dan pembangunan sektor pendidikan di negeri ini harus di prioritaskan agar sumber daya manusia kita kelak menjadi yang profesional, sesuai bidang keilmuannya dan memiliki kemampuan membawa bangsa dan Negara ini ke arah peradaban teknologi dunia.
Ketiga, untuk membangun indonesia kearah yang lebih baik dan bermatabat, maka yang diperlukan bangsa ini ialah pemuda-pemuda yang berpikir visioner atau mau berpikir jauh ke arah masa depan, ia mampu menjadi pionir bagi pemuda-pemuda lain dalam bergerak. Dalam berinteraksi dengan lingkungannya senantiasa memiliki ide-ide inovatif dan brilian untuk diterapkan. Ilmu yang dimilikinya membuat ia mampu berpikir strategis merencanakan masa depannya. Ia tidak terjebak oleh bayang-bayang masa lalunya, dengan segera ia menjadikan masa lalu sebagai pelajaran berharga yang tidak akan terulang kembali olehnya. Visi hidup mutlak diperlukan oleh para pemuda Indonesia jika ingin memperoleh masa depan gemilang. Karena dengan visi itu ia akan membuat langkah-langkah yang sistematis tidak asal mengalir saja.
Yang keempat, bangsa ini memerlukan para pemuda yang memiliki karakter yang kuat, Pemuda yang memiliki kepribadian yang tidak mudah mengeluh, tidak gampang menyerah dan pantang menjadi beban bagi orang lain. Kehidupannya ia jalani dengan penuh kesederhanaan meskipun ia mampu melakukan lebih. Membangun karakter kuat itu haruslah dimulai dari sebuah kebiasaan yang positif dan mau keluar dari kondisi nyaman. Mereka yang tidak mau merubah usahanya maka akan memperoleh hasil yang sama saja dengan sebelumnya. Bagi yang memiliki kuat dalam dirinya ia akan berusaha mewujudkan cita-citanya dengan mengeluarkan seluruh kemampuan terbaiknya dan usaha yang dilakukan adalah maksimal (100%) tidak setengah-setengah. Kemauan itu tertanam dalam dirinya sehingga tidak ada yang mampu menggoyahkan jalan kehidupannya. Karakter ini yang harus ditumbuh kembangkan kepada generasi muda Indonesia hari ini. Diharapkan dengan menyadari keadaan Indonesia yang sedang berada dalam keterpurukan saat ini, para pemuda tergerak menjadi berpikir kritis dan bertindak solutif terhadap permasalahan Negari saat ini. Sehingga setiap detik dalam aktifitas kehidupannya menjadi sesuatu hal yang bermanfaat.
2.3. Faktor yang Mempengaruhi Kondisi Pemuda
Kondisi atau keadaan pemuda dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
Faktor keluarga
Dalam keluarga yang pola hidupnya baik maka akan membentuk pemuda yang baik dan sebaliknya.
Faktor lingkungan
Lingkungan yang baik sangat diperlukan dalam masa pendidikan remaja. Remaja masih perlu mencari jati dirinya, sehingga lingkungan harus mendukung supaya remaja tersebut menjadi remaja yang baik.
Interaksi pemuda dalam bergaul
Dalam bergaul, seoarang pemuda bisa mengikuti perilaku teman bergaulnya. Pemuda masih dalam proses mencari jati diri, jadi mereka selalu mengikuti hal yang dianggapnya menarik. Seorang pemuda akan mengikuti hal-hal yang biasa dilakukan kebanyakan teman-temannya. Jika teman-temannya berperilaku baik maka ia akan mencontohnya dan sebaliknya.
2.4. Upaya Berbagai Pihak Untuk Menciptakan Generasi Muda yang Tangguh
Pemuda yang tangguh sangat dibutuhkan untuk membangun keluarga, bangsa, dan agama yang baik. Oleh karena itu, berbagai tindakan dilakukan untuk menciptakan pemuda yang tangguh.
2.4.1. Upaya yang Dilakukan di Lingkungan Keluarga
Kedudukan dan fungsi suatu keluarga dalam kehidupan manusia bersifat primer dan fundamental. Keluarga pada hakikatnya merupakan wadah pembentukan masing-masing anggotanya, terutama anak-anak yang masih berada dalam bimbingan tanggung jawab orangtuanya. Perkembangan anak pada umumnya meliputi keadaan fisik, emosional sosial dan intelektual. Bila kesemuanya berjalan secara harmonis maka dapat dikatakan bahwa anak tersebut dalam keadaan sehat jiwanya. Dalam perkembangan jiwa terdapat periode-periode kritik yang berarti bahwa bila periode-periode ini tidak dapat dilalui dengan harmonis maka akan timbul gejala-gejala yang menunjukkan misalnya keterlambatan, ketegangan, kesulitan penyesuaian diri, kepribadian yang terganggu, bahkan menjadi gagal sama sekali dalam tugas sebagai makhluk sosial untuk mengadakan hubungan antar manusia yang memuaskan baik untuk diri sendiri maupun untuk orang di lingkungannya. Keluarga merupakan kesatuan yang terkecil di dalam masyarakat tetapi menepati kedudukan yang primer dan fundamental, oleh sebab itu keluarga mempunyai peranan yang besar dan vital dalam mempengaruhi kehidupan seorang anak, terutama pada tahap awal maupun tahap-tahap kritisnya. Keluarga yang gagal memberi cinta kasih dan perhatian akan memupuk kebencian, rasa tidak aman dan tindak kekerasan kepada anak-anaknya. Demikian pula jika keluarga tidak dapat menciptakan suasana pendidikan, maka hal ini akan menyebabkan anak-anak terperosok atau tersesat jalannya.
Masa remaja awal merupakan masa transisi, dimana usianya berkisar antara 13 sampai 16 tahun atau yang biasa disebut dengan usia belasan yang tidak menyenangkan, dimana terjadi juga perubahan pada dirinya baik secara fisik, psikis, maupun secara sosial (Hurlock, 1973). Pada masa transisi tersebut kemungkinan dapat menimbulkan masa krisis, yang ditandai dengan kecenderungan munculnya perilaku menyimpang. Pada kondisi tertentu perilaku menyimpang tersebut akan menjadi perilaku yang mengganggu (Ekowarni, 1993). Melihat kondisi tersebut apabila didukung oleh lingkungan yang kurang kondusif dan sifat keperibadian yang kurang baik akan menjadi pemicu timbulnya berbagai penyimpangan perilaku dan perbuatan-perbuatan negatif yang melanggar aturan dan norma yang ada di masyarakat yang biasanya disebut dengan kenakalan remaja.
Faktor keluarga sangat berpengaruh terhadap timbulnya kenakalan remaja. Kurangnya dukungan keluarga seperti kurangnya perhatian orangtua terhadap aktivitas anak, kurangnya penerapan disiplin yang efektif, kurangnya kasih sayang orangtua dapat menjadi pemicu timbulnya kenakalan remaja. Penelitian yang dilakukan oleh Gerald Patterson dan rekan-rekannya (dalam Santrock, 1996) menunjukkan bahwa pengawasan orangtua yang tidak memadai terhadap keberadaan remaja dan penerapan disiplin yang tidak efektif dan tidak sesuai merupakan faktor keluarga yang penting dalam menentukan munculnya kenakalan remaja. Perselisihan dalam keluarga atau stress yang dialami keluarga juga berhubungan dengan kenakalan. Faktor genetik juga termasuk pemicu timbulnya kenakalan remaja, meskipun persentasenya tidak begitu besar.
Pengertian keluarga berarti nuclear family yaitu yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Ayah dan ibu secara ideal tidak terpisah tetapi bahu membahu dalam melaksanakan tanggungjawab sebagai orang tua dan mampu memenuhi tugas sebagai pendidik. Tiap eksponen mempunyai fungsi tertentu. Dalam mencapai tujuan keluarga tergantung dari kesediaan individu menolong mencapai tujuan bersama dan bila tercapai maka semua anggota mengenyam apakah peranan masing-masing
Peranan ayah :
• Sumber kekuasaan, dasar identifikasi.
• Penghubung dengan dunia luar.
• Pelindung terhadap ancaman dari luar.
• Pendidik segi rasional.
Peranan Ibu :
• Pemberi aman dan sumber kasih sayang.
• Tempat mencurahkan isi hati.
• Pengatur kehidupan rumah tangga.
• Pembimbing kehidupan rumah tangga.
• Pendidik segi emosional.
• Penyimpan tradisi.
Dalam mengatasi kenakalan remaja yang paling dominan adalah dari keluarga yang merupakan lingkungan yang paling pertama ditemui seorang anak. Di dalam menghadapi kenakalan anak pihak orang tua hendaknya dapat mengambil dua sikap bicara yaitu:
• Sikap atau cara yang bersifat preventif
Yaitu perbuatan/tindakan orang tua terhadap anak yang bertujuan untuk menjauhkan si anak daripada perbuatan buruk atau dari lingkungan pergaulan yang buruk. Dalam hal sikap yang bersifat preventif, pihak orang tua dapat memberikan atau mengadakan tindakan sebagai berikut :
a. Menanamkan rasa disiplin dari ayah terhadap anak.
b. Memberikan pengawasan dan perlindungan terhadap anak oleh ibu.
c. Pencurahan kasih sayang dari kedua orang tua terhadap anak.
d. Menjaga agar tetap terdapat suatu hubungan yang bersifat intim dalam satu ikatan keluarga.
e. Pendidikan agama untuk meletakkan dasar moral yang baik dan berguna.
f. Penyaluran bakat si anak ke arah pekerjaan yang berguna dan produktif.
g. Rekreasi yang sehat sesuai dengan kebutuhan jiwa anak.
h. Pengawasan atas lingkungan pergaulan anak sebaik-baiknya.
• Sikap atau cara yang bersifat represif
Yaitu pihak orang tua hendaknya ikut serta secara aktif dalam kegiatan sosial yang bertujuan untuk menanggulangi masalah kenakalan anak seperti menjadi anggota badan kesejahteraan keluarga dan anak, ikut serta dalam diskusi yang khusus mengenai masalah kesejahteraan anak-anak. Selain itu pihak orang tua terhadap anak yang bersangkutan dalam perkara kenakalan hendaknya mengambil sikap sebagai berikut :
1. Mengadakan introspeksi sepenuhnya akan kealpaan yang telah diperbuatnya sehingga menyebabkan anak terjerumus dalam kenakalan.
b. Memahami sepenuhnya akan latar belakang daripada masalah kenakalan yang menimpa anaknya.
1. Meminta bantuan para ahli (psikolog atau petugas sosial) di dalam mengawasi perkembangan kehidupan anak, apabila dipandang perlu.
d. Membuat catatan perkembangan pribadi anak sehari-hari.
2.4.2. Upaya yang Dilakukan di Lembaga Pendidikan
Dalam diri manusia terdapat kemampuan dasar atau fitrah baik jasmaniah maupun rohaniah yang tidak dapat berkembang dengan baik tanpa bimbingan dari pendidik. Oleh karena itu setiap manusia membutuhkan pendidikan untuk mengembangkan jasmaniah dan rohaniah. Kebutuhan pendidikan tersebut bukan sekedar untuk mengembangkan perkembangan kemampuan dasar aspek individualitas atau sosialitas semata, melainkan juga untuk mengarahkan perkembangan kemampuan dasar itu kepada pola hidup yang dihajatkan manusia dalam bidang duniawi dan ukhrawi, agar keduanya biasa berjalan seiring dalam bentuk yang harmonis, sehingga diharapkan manusia dapat bahagia hidupnya baik di dunia maupun di akhirat.
Sekolah merupakan salah satu wujud atau bentuk dari pendidikan formal sebagai kelanjutan dari pendidikan informal dimana anak didiknya masih mempunyai ketergantungan kepada keluarga dan orang lain dalam mencapai kedewasaannya.
Sehubungan dengan hal tersebut anak perlu distimulasi berbagai aspek perkembangannya serta dibekali dengan berbagai kompetensi agar dapat menghadapi tantangan zaman.
Di sekolah, hal yang dapat membentuk pemuda yang tangguh antara lain :
• Ø Pendidikan dan bimbingan yang dilakukan oleh guru kepada siswa
Tugas guru adalah mendidik anak didik dan mempersiapkan mereka sebaik-baiknya, sehingga ia menjadi orang yang sempurna, maka guru harus menjadi pendidik yang diserahi tugas untuk mendidik jasmani, akal dan akhlak. Tugas guru tidak hanya menyampaikan ilmu pengetahuan, akan tetapi bertugas membina anak didik menjadi orang dewasa, maka guru bertanggungjawab untuk menguatkan jasmani dan rokhani murid, menumbuhkan pengertian anak didik terhadap apa yang diajarkannya dari berbagai ilmu pengetahuan, dalam usaha membentuk akhlaknya, membina akhlaknya, membangkitkan minatnya untuk mencapai pengetahuan, menanamkan dalam jiwanya akhlak yang mulia. Guru harus tetap percaya akan kemampuan dirinya sendiri, sehingga mudah melatihnya, mengajarkannya dan mendidiknya dengan pendidikan yang membeks dalam jiwa.
Guru merupakan ujung tombak mewujudkan pendidikan bermutu. Mutu pendidikan sangat ditentukan oleh kompetensi guru. Kedepan guru harus tetap konsisten menjaga kewibawaannya. Itu dapat dilakukan bilamana guru memahami dan menghayati profesi dan kode etik guru. Guru bisa dikatakan digugu dan ditiru oleh masyarakat banyak. Guru sebagai innovator penggerak permasalahan dikalangan masyarakat. Keberhasilan anak-anak bangsa ini sangat tergantung pada hati nurani guru, bagaimana caranya membimbing dan mendidik anak didiknya.
Ciri-ciri guru profesional :
1. Antusias : menampilkan semangat untuk hidup.
2. Berwibawa: menggerakkan orang.
3. Positif: melihat peluang dalam setiap saat.
4. Supel: mudah menjalin hubungan dengan beragam siswa.
5. Humoris
6. Luwes: menemukan lebih dari satu cara untuk mencapai hasil.
7. Menerima: mencari di balik tindakan dan penampilan luar untuk menemukan nilai-nilai ini.
8. Fasih: berkomukasi dengan jelas, ringkas dan jujur.
9. Tulus: memiliki niat dan motivasi positif.
10. Spontan: dapat mengikuti irama dan tetap menjaga hasil.
11. Menarik dan tertarik: mengaitkan setiap informasi dengan pengalaman hidup siswa dan peduli akan diri siswa.
12. Menganggap siswa mampu dan percaya akan kesuksesan siswa.
13. Menetapkan dan memelihara harapan tinggi : membuat pedoman kualitas hubungan dan kualitas kerja memacu setiap siswa untuk berusaha sebaik mungkin.
• Ø Sosialisasi siswa terhadap siswa lain atau terhadap warga sekolah
Tidak hanya pendidikan yang diberikan guru saja, namun pendidikan sosial yakni pendidikan cara berinteraksi dengan siswa lain atau warga sekolah. Dalam hal ini, siswa dapat mempraktekan hal-hal yang telah diajarkan guru dalam kehidupan nyata, tetapi masih dalam lingkungan sekolah sehingga siswa masih dalam pengawasan guru.
• Ø Kegiatan ekstrakurikuler
Selain pendidikan formal dalam kelas, banyak sekolah yang mengadakan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ini dapat melatih keterampilan siswa di bidang tertentu. Misalnya Pramuka, olah raga, kegiatan keagamaan, dan musik.
2.4.3. Upaya yang Dilakukan di Lingkungan Masyarakat
Upaya yang bisa dilakukan untuk membentuk generasi muda yang tangguh di lingkungan masyarakat antara lain:
Dibentuk suatu organisasi kepemudaan sehingga dalam organisasi tersebut akan ada proses pembelajaran bagi pemuda.
• Akan terbentuk tujuan dalam berorganisasi.
• Akan adanya pembelajaran demokrasi.
• Para tokoh masyarakat dapat dengan mudah memberi bimbingan pada pemuda karena terdapat suatu wadah/organisasi yang menampung pemuda.
Diadakannya tempat untuk mengaji sehingga para pemuda dapat mengaji dan mendapat bimbingan moral dari guru ngaji tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pemuda memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan dan kemajuan bangsa. Pemuda yang tangguh dapat diartikan pemuda yang bisa menggunakan masa mudanya untuk hal-hal yang bermanfaat dan meninggalkan hal-hal yang buruk.
Pemuda pada zaman pergerakan nasional memiliki kemauan keras untuk bisa mempersatukan bangsa Indonesia dan membebaskan diri dari penjajahan. Sedangkan pemuda zaman sekarang mendapati kemajuan IPTEK yang sangat pesat, sehingga mereka yang memiliki pikiran yang baik dan bertanggungjawab akan menggunakannya untuk hal yang bermanfaat, dan yang buruk akan menggunakannya untuk hal negatif. Pemuda zaman sekarang banyak yang menjadi korban era globalisasi (victim globalization). Faktor yang mempengaruhi keadaan pemuda berasal dari keluarga, lingkungan, dan pergaulan pemuda.
Upaya untuk menciptakan generasi muda yang tangguh dapat dilakukan di dalam keluarga dengan bimbingan orang tua; di lembaga pendidikan dengan bimbingan dari guru; dan di lingkungan masyarakat dengan mengadakan organisasi pemuda yang positif dan adanya pengawasan dari tokoh masyarakat.
Namun yang paling penting adalah kesadaran dari pemuda itu sendiri. Tanpa kesadaran dari pemuda sendiri, upaya yang dilakukan akan sia-sia.
3.2. Saran
Agar usaha-usaha menciptakan generasi muda tangguh sebagaimana yang tercantum di atas menjadi lebih efektif, maka sebaiknya kesadaran pemuda tersebut harus sudah tumbuh dan melekat pada jiwanya. Untuk itu sebelum melakukan tindakan, disarankan untuk berupaya menumbuhkan kesadaran pemuda tersebut terlebih dahulu.
Langganan:
Komentar (Atom)